Senin, 31 Mei 2010

Pelanggaran itu "biasa"

| | 0 komentar

PERKEMBANGAN teknologi informasi (TI) yang pesat di Indonesia menyisakan sedikit masalah di bidang hukum. Sekadar catatan, TI berhubungan erat dengan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Namun pada akhirnya perkembangan perangkat lunak yang berkaitan dengan cipta karya seseorang/kelompok menimbulkan masalah yang sejak dulu di Indonesia menjadi hal biasa, yaitu penggandaan dan pemakaian tanpa seizin pembuat.
Memang dalam dunia komputer dikenal istilah percobaan (beta tes), yakni si pembuat membiarkan produknya dinikmati pemakai untuk melihat perkembangan selanjutnya. Selain itu, ada pula istilah freeware, shareware, dan trial yang semua itu bukan berbentuk satu paket utuh perangkat lunak.
Meski tergolong terlambat, agaknya pemerintah mulai memperlihatkan keseriusan dalam masalah hak atas kekayaan intelektual (haki).
Memang dalam membicarakan karya cipta, kita tidak melulu terpaku pada teknologi -pembuatan tempe yang sudah dipatenkan di Jepang juga termasuk teknologi, begitu pula sastra dan seni sebagai perwujudan daya cipta yang erat kaitannya dengan kebudayaan bangsa.
Di negara maju, penghormatan terhadap karya cipta sangat besar. Pemerintahnya sangat melindungi si pembuat. Hal inilah yang mendorong pemerintah kita untuk memberlakukan hak atas kekayaan intelektual.
Dari segi internasional, tentu pemerintah menghindari kecaman, dan yang terburuk sanksi dari dunia luar, atas adanya pembajakan produk-produk, entah teknologi, sastra, ataupun seni (musik dan film).
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, gross national product (GNP) akan meningkat. Analoginya adalah adanya mata rantai perekonomian yang nyata, yaitu dari pembeli ke penjual. Kemudian distribusi keuntungan dari penjual ke produsen (resmi) yang tentu mempunyai banyak karyawan yang menghidupi keluarganya.
Dari produsen ada sebagian keuntungan yang disetorkan sebagai pajak, sedangkan yang lain diserahkan kepada pembuat sebagai royalti.
Di sini terlihat alur ekonomi merata -tentu sesuai dengan persentase. Bandingkan dengan yang terjadi pada produsen ilegal, tentu keutungan akhir hanya masuk ke kantong produsen serta keluarganya.
Agaknya pemerintah telah lama mempersiapkan pemberian penghargaan terhadap karya cipta orang/kelompok dengan adanya UU No 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta.
Jika dihitung sampai sekarang, sudah 21 tahun pemerintah memperhatikan haki. Namun agaknya masyarakat bukannya terbiasa dengan "nanti bagaimana?" (implementasi UU ) tapi "bagaimana nanti" (sikap pemerintah terhadap haki).
Hal ini juga terlihat dari beberapa kebijakan pemerintah mengenai haki. Dalam kurun waktu lima tahun, UU yang pertama telah diperbarui menjadi UU No 7 Tahun 1987. Kemudian diperbarui lagi menjadi UU No 12 Tahun 1992 tentang Hak Cipta .
Terakhir, UU tersebut diperbarui menjadi UU No 19 Tahun 2002 dengan isi yang lebih kompleks. Namun agaknya sikap masyarakat mengenai "bagaimana nanti" masih kentara.
Hal ini terlihat dari UU No 19 Tahun 2002 tentang Hak atas Kekayan Intelektual yang disahkan pada 29 Juli 2002 ternyata diberlakukan untuk 12 bulan kemudian, yaitu 19 Juli 2003. Wajar saja jika sebagian masyarakat masih "wait and see".
Namun di balik pemberlakuan UU, tersebut ada semacam ketegasan pemerintah, yaitu siapa pun yang melanggar akan langsung dikenai tindakan hukum sampai tuntas. Tindakan ini diambil dengan asumsi masyarakat sudah dianggap mengetahui UU tersebut, seperti halnya kasus kriminal lain.
Dalam penyusunan UU yang terakhir ini pemerintah sudah mulai memadukan dengan UU di seluruh dunia, seperti dengan adanya TRIPs (Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights).
Tujuan TRIPs adalah menyesuaikan peraturan perundang-undangan dengan syarat minimum atau prinsip-prinsip dasar dalam perjanjian tersebut. Perjanjian ini bisa saja bilateral atau multilateral sesuai dengan masalah yang muncul.
Dengan adanya TRIPs, berarti UU tiap negara sebisa mungkin disesuaikan dengan perjanjian yang berlaku. Dengan adanya TRIPs ini kemungkinan hak paten tempe bisa pulang ke Tanah Air.
Hal ini karena sesuai dengan UU HAKI, sesuatu barang/temuan yang hendak dipatenkan harus diuji ke publik atas temuan itu. Jika ada pihak yang menyanggah atau sama dengan temuan itu dalam hal cara, media, bahan, dan waktu pembuatan (lebih dulu dibuat), permintaan hak paten gugur.
Selengkapnya...

Rabu, 19 Mei 2010

Cara orang IT Beretika dalam ranah Hukum

| | 1 komentar

Sebagaimana teori homo sapien mengatakan manusia adalah makhluk sosial, maka manusia memiliki kecenderungan untuk bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dalam pelaksanaan interaksi atau pergaulan dibutuhkan adanya suatu perangkat pranata untuk menjamin terlaksananya hak dan kewajiban yang timbul. Pranata sosial yang mengatur kehidupan bermasyarakat terdiri atas norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum. Khusus untuk norma kesusilaan dan kesopanan biasa disebut sebagai etika pergaulan. Etika merupakan suatu nilai yang bersumber dari kedalaman hati nurani untuk mengatakan sesuatu bernilai baik atau buruk. Penilaian baik atau buruk tentu saja sangat relatif diantara kelompok masyarakat tertentu, karena terkait erat dengan latar belakang adat istiadat dan budaya yang dianut. Etika menjadi pangkal moralitas dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Pengejawantahan etika bisa dilihat dari perkataan, dan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kesehariannya. Manusia yang taat kepada nilai kebaikan, maka manusia tersebut dikatakan sebagai manusia yang memiliki etika. Adapun perkataan maupun perbuatan manusia yang berlawanan dengan nilai kebaikan disebut tindakan tidak etis.
Etika sebenarnya mengikat erat pergaulan manusia di manapun ia berada, dan bagaimanapun cara atau media interaksi yang digunakan. Di masa kini media dan teknologi dalam pergaulan manusia telah berkembang sangat canggih. Hal ini menjadikan ruang dan waktu tidak lagi menjadi penghalang, dimanapun dan kapanpun komunikasi dapat dilakukan. Namun demikian, satu hal yang akan tetap terus berlaku, bahwa apa dan bagaimanapun media komunikasi yang digunakan harus tetap dilandasi dengan etika.
Internet dengan berbagai aplikasinya banyak memberikan peluang pergaulan dunia maya yang tanpa batas. Mulai dari website, email, chatting, weblog, facebook, bahkan yang terbaru twitter semakin memanjakan manusia untuk saling berkomunikasi. Terlepas dari peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan, etika menjadi kunci utama yang harus senantiasa diterapkan. Dengan komunikasi yang beretika, maka tujuan komunikasi akan tercapai tanpa menimbulkan kecurigaan dan prasangka negatif.
Kecanggihan teknologi tanpa etika tentu akan menjadi monster yang akan merugikan diantara pihak-pihak pelaku pergaulan. Bahkan tidak mungkin perkataan dan perbuatan yang tidak etis akan menjadi senjata makan tuan yang membunuh karakter diri pelakunya. Satu contoh kasus hangat yang kini menjadi perhatian publik adalah konflik antara seorang artis dengan media infotainmen terkait cacian dan makian yang tidak etis di dunia maya.
Prita dan Luna Maya bisa jadi hanyalah sebagian kecil kasus yang muncul ke permukaan. Kita barangkali bisa membayangkan bagaimana facebook misalnya telah diakses oleh anak-anak sekolah melalui hand phone mereka. Sebagai media ekspresi, apakah kita mengerti misalkan anak-anak mengungkapkan kejengkelan kepada gurunya melalui facebook. Pak Guru itu anu….anu…bla…bla, dan lain sebagainya. Pak Guru yang dimaksud bisa jadi tidak mengerti cacian dan umpatan muridnya karena mungkin ia tidak mengerti facebook-facebookan. Namun bukankah tulisan itu menyebar menjadi bola liar kemana-mana. Bisa dibayangkan penjara-penjara akan segera penuh apabila Pasal 27 UU ITE diterapkan secara lugas.
Dunia maya adalah dunia maya. Dunia maya sebagaimana dunia nyatapun tak lepas dari aturan etika. Euforia kecanggihan media seringkali menjadikan manusia penggunanya menjadi lupa daratan. Media maya seringkali dijadikan tempat sampah sumpah serapah. Hal ini tentu merupakan efek negatif yang sebenarnya tidak kita inginkan. Bagaimanapun canggihnya suatu teknologi, namun di balik itu harus tetap diikuti suatu edukasi yang memadai agar manusia mampu memanfaatkannya secara bijaksana dan dewasa.
Sebenarnya di dunia mayapun akan berlaku sanksi sosial terhadap pelaku perbuatan yang tidak etis. Dalam suatu jejaring sosial misalkan, pada saat ada pelaku perbuatan tidak etis seperti caci maki, sumpah serapah, fitnah, ataupun kebohongan, maka jaringan komunitas yang bersangkutan lama-kelamaan pasti akan mengucilkan dan tidak akan mengakses alamat yang bersangkutan.
Demokrasi telah mengantarkan rakyat untuk leluasa mengekspresikan aspirasinya. Dimanapun dan kapanpun media ekspresi yang digunakan, tentunya etika harus tetap dijunjung tinggi. Menurut Ndoro Kakung “Wicaksono”, ada beberapa pedoman etika dalam pergaulan di dunia maya yang semestinya diacu oleh para netter.
Pertama pernah merugikan atau menyakiti pihak lain. Bila ingin menyampaikan kritik, hendaklah disampaikan secara elegan, dengan bahasa santun, dan jangan sekali-kali menyerang personal seseorang. Kedua jangan pernah berbohong. Ungkapkan sesuatu sebagaimana adanya, jangan mengada-ada. Bila perlu sertakan data dengan pengungkapan argumentasi yang logis. Dan yang ketiga, jangan sekali-kali mengeluarkan kata-kata, ataupun memasang sesuatu yang hanya memalukan diri sendiri.
Manusia pengguna media maya memiliki latar belakang pengetahuan yang beragam. Kebanyakan dari kita tentu bukanlah rakyat yang paham akan aturan hukum. Biarlah UU ITE membatasi ekspresi aspirasi kita dengan Pasal 27-nya dan kita bukanlah pakar hukum. Namun dengan berpegang pada ketiga etika komunikasi di atas tentu peraturan tersebut tidak akan terlanggar. Etika memang hanya batasan normatif dan minimalis, tapi lebih pasti bisa dipahami sekalipun oleh orang awam.

sumber : http://pendekartidar.org/etika-berinternet.php

Selengkapnya...

Ketika bicara tentang Etika & Profesionalisme IT

| | 0 komentar


Selain keterampilan dan pengetahuan di bidang IT, seorang professional d bidang It juga harus memiliki etika yang baik sebagai seorang yang professional. Seorang ahli komputer atau ahli pemrograman juga dituntut untuk dapat memiliki kemampuan Profesional IT. Contoh:




  1. Kemampuan untuk frase ide itu dan berpikir kreatif. Ungkapan ide dan berpikir kreatif juga perlu dalam mendesain solusi TI. Setiap perusahaan harus memiliki strategi TI yang unik, kemampuan untuk berpikir kreatif dari profesional TI diperlukan di sini.
  2. Kemampuan presentasi. Setelah menulis dan berpikir kreatif, kemampuan presentasi merupakan bagian yang paling sulit karena seorang profesional IT harus melihat keluar langsung dengan penonton untuk frase-nya ide kreatif.
  3. Kemampuan komputasi. Ini merupakan kebutuhan dasar profesional TI, terutama pada desain grafis dan spreadsheet.
  4. Informasi Pengolahan kemampuan. Pengolahan informasi berarti bagaimana menyajikan Informasi terbaru dan akurat pada satu yang tepat.
  5. Kemampuan untuk membuat keputusan. Ketika kita berbicara TI, setiap risiko selalu okultisme pada setiap keputusan yang diambil, ini adalah kelebihan TI.
  6. Kemampuan kerja tim. Dalam dunia nyata, kita tidak akan pernah bertemu di sana adalah 100% solusi IT efektif atau tidak efektif sama sekali. Seringkali solusi canggih, tepat dan memberi banyak keuntungan kepada kita belum tentu memberikan manfaat yang sama bagi orang lain. Soft-keahlian yang dibutuhkan di sini, yaitu kita harus dapat memahami bahwa setiap dan semua orang akan melihat setiap masalah dari aspek pendekatan yang berbeda satu sama lain.

Sebuah komputer atau ahli pemrograman tidak harus selalu duduk di belakang meja komputer. Dengan tujuh kemampuan di atas, karier ahli komputer akan benar-benar pergi ke menjadi seorang IT profesional.Secara Umum perilaku etis yang diharapkan dari para profesional komputer adalah

  • jujur dan adil sikap ini sangat perlu bidang it sangat membutuhkan orang yag jujur terutama terhadap setiap tindakan yang dilakukan karena kejujuran itu merupaka salah satu pondasi untuk menjadi orang yang profesional dibidangnya
  • Memegang kerahasiaan , seorang profesional it di tuntut untuk dapat bersikap amanah dan memegang smua rahasia dengan sebaik-baiknya jangan sampai di salah gunakan oleh orang lain . sikap kerahasian terutama dalam hal yang menyakut rahasia perusahaan
  • memelihara kompentens profesional seorang IT profesional juga harus dapat meningkatkan kompentensinya sehingga lebih baik sehingga di harapkan dengan terus meningkatkan kompentensi maka IT dapat menghadapi siap menghadapi semua masalah yang timbul di kemudian hari dan dapat mengaplikasikan teknologi terkini untuk perusahaannya
  • memahami hukum terkait menghargai dan melindungi kerahasia pribadi It profesional juga harus dapat mengerti tentang hukum sehingga tindakannya tidak akan menimbulkan masalah dengan hukum yang berlaku
  • menghndari kerugian pihak lain seorang IT professional juga harus dapat menghindari kerugian dari pihak lain yang atas semua tindakan yang di kerjakannya
  • menghargai hak milik seorang IT professional juga harus dapat menghargai hasil karya orang lain karena dengan menghargai hasil karya orang lain maka orang lian juga akan menghargai hasil karyanya

sumber : http://www.docstoc.com/docs/27091763/Etika-Profesi-TI

Selengkapnya...

Selasa, 29 Desember 2009

JPC | AMI -C

| | 0 komentar

JCP (Java Community Process)
Java Community Process atau JCP, didirikan pada tahun 1998, merupakan sebuah proses formal yang memungkinkan pihak-pihak yang tertarik untuk terlibat dalam definisi versi dan fitur dari platform Java.

The JCP melibatkan penggunaan Spesifikasi Jawa Permintaan (JSRs) - dokumen formal yang menggambarkan spesifikasi dan teknologi yang diusulkan untuk menambah platform Java. Publik formal review dari JSRs akan muncul sebelum JSR final dan Komite Eksekutif JCP suara di atasnya. JSR terakhir yang menyediakan implementasi referensi yang merupakan implementasi bebas teknologi dalam bentuk kode sumber dan Teknologi Kompatibilitas Kit untuk memverifikasi spesifikasi API.

Sebuah JSR menggambarkan JCP itu sendiri. Seperti tahun 2009, JSR 215 menggambarkan versi sekarang (2.7) dari JCP.

AMI-C (Automotive Multimedia Interface Colaboration)
AMIC - The Automotive Multimedia Interface Kolaborasi (AMIC) didirikan pada
Oktober 1998 dengan tujuan untuk mengembangkan serangkaian spesifikasi umum untuk multimedia interface ke sistem elektronik kendaraan bermotor untuk mengakomodasi berbagai berbasis komputer perangkat elektronik di dalam kendaraan. Inisiatif ini-yang pendiri Daimler-Chrysler, Ford, General Motors, Renault dan Toyota - sekarang kelompok semua auto utama pembuat, dan dengan demikian menyediakan Kesempatan strategis baru untuk mencapai suatu set umum industri mobil persyaratan sebagai dasar untuk konvergensi pasar.

AMI-C adalah organisasi global yang mewakili mayoritas dunia produksi kendaraan. AMI-C mengembangkan dan standarisasi yang umum multimedia dan telematika otomotif antarmuka untuk kendaraan jaringan komunikasi.

Tujuan utamanya adalah untuk:

1. Menyediakan interface standar untuk memungkinkan pengendara mobil untuk menggunakan berbagai media, komputer dan perangkat komunikasi – dari sistem navigasi dan hands-free telepon selular, melalui manusia maju / mesin sistem antarmuka, termasuk pengenalan suara dan sintesis, untuk dipersembahkan komunikasi jarak dekat ( DSRC) sistem untuk kendaraan untuk infrastruktur komunikasi dan sistem mobil seperti airbag, pintu kunci dan diagnostik input / output;

2. Meningkatkan pilihan dan mengurangi keusangan sistem elektronik kendaraan;

3. Memotong biaya keseluruhan informasi kendaraan dan peralatan hiburan dengan meningkatkan ukuran pasar yang efektif dan memperpendek waktu pengembangan – industri otomotif efektif terdiri dari banyak pasar yang kecil karena setiap platform kendaraan sering mengandung berbagai adat-mengembangkan komponen dan platform yang khas hanya sekitar 50.000 unit; dan

4. Menawarkan standar terbuka dan spesifikasi untuk informasi interface dalam kendaraan dan antara kendaraan dan dunia luar.

The Automotive Multimedia Interface Colaboration (AMI-C) mengumumkan hak cipta di seluruh dunia penugasan dari otomotif 1394 spesifikasi teknis kepada Asosiasi Perdagangan 1394. Berikut dokumen AMI-C sekarang milik 1394TA:

1. AMI-C 3.023 Power Management Spesifikasi

2. AMI-C 3.013 Power Management Arsitektur

3. AMI-C 2002 1.0.2 common Pesan Set Power Management

4. AMI-C Uji 3.034 Dokumen Manajemen Power

5. AMI-C 4.001 Revisi Spesifikasi Fisik

Automotive Multimedia Interface Kolaborasi (AMIC) mengatakan akan menjadi tuan rumah tiga update internasional briefing untuk menjadi pemasok otomotif, komputer dan teknologi tinggi industri elektronik. Briefing akan diadakan 23 Februari di Frankfurt, Jerman; Februari 29 di Tokyo; dan Maret 9 di Detroit.

“AMIC telah membuat suatu kemajuan yang signifikan dalam satu tahun terakhir ini dalam menyelesaikan struktur organisasi dan mencapai kesepakatan mengenai persyaratan yang diperlukan untuk hardware dan software baik di masa depan mobil dan truk,” Jurubicara AMIC Dave Acton berkata, “Dan sekarang sudah saatnya bagi kita untuk bertemu dengan pemasok dan mereka yang tertarik untuk menjadi pemasok untuk memastikan kami pindah ke tahap berikutnya pembangunan kita bersama-sama. ”
Acton menekankan bahwa AMIC terbuka untuk semua pemasok yang tertarik bisnis elektronik. AMIC dibentuk pada bulan September l998 dan saat ini dipimpin oleh 12 produsen otomotif dan anak perusahaan yang meliputi: BMW, DaimlerChrysler, Ford, Fiat, General Motors, Honda, Mitsubishi, Nissan, PSA / Peugeot-Citroen, Renault, Toyota, dan VW. Seorang juru bicara mengatakan kelompok AMIC berencana untuk mendirikan sebuah kantor di San Francisco di masa depan.

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Java_Community_Process
http://findarticles.com/p/articles/mi_m0UDO/is_18_12/ai_63667439/?tag=content;col1
http://qbheadlines.com/inovasi_bwh.php?aid=131&flag=1&baru=0&cat=6
http://www.1394ta.org/Press/Newsletter/ta4.21.06.pdf
http://www.medeaplus.org/web/medeaplus/article_october2002.php
Selengkapnya...

Rabu, 16 Desember 2009

OSGI

| | 0 komentar

Let's talk about OSGI

OSGI (Open Service Gateway Initiative) adalah sebuah rencana industri untuk cara standar untuk menghubungkan perangkat seperti perangkat rumah tangga dan sistem keamanan ke Internet. OSGI berencana menentukan program aplikasi antarmuka (API) untuk pemrogram menggunakan, untuk memungkinkan komunikasi dan kontrol antara penyedia layanan dan perangkat di dalam rumah atau usaha kecil jaringan. OSGI API akan dibangun pada bahasa pemrograman Java. Program java pada umumnya dapat berjalan pada platform sistem operasi komputer.

OSGI adalah sebuah interface pemrograman standar terbuka. The OSGI Alliance (sebelumnya dikenal sebagai Open Services Gateway inisiatif, sekarang nama kuno) adalah sebuah organisasi standar terbuka yang didirikan pada Maret 1999. Aliansi dan anggota – anggotanya telah ditentukan sebuah layanan berbasis Java platform yang dapat dikelola dari jarak jauh.Spesifikasi OSGI yang dikembangkan oleh para anggota dalam proses terbuka dan tersedia untuk umum secara gratis di bawah Lisensi Spesifikasi OSGI. OSGI Alliance yang memiliki program kepatuhan yang hanya terbuka untuk anggota. Pada Oktober 2009, daftar bersertifikat OSGI implementasi berisi lima entri.

Manfaat dalam penerapan OSGI ini antara lain :

* Mengurangi Kompleksitas (Reduced Complexity) – Mengembangkan dengan teknologi OSGi berarti mengembangkan bundel: komponen OSGi. Bundel adalah modul. Mereka menyembunyikan internal dari bundel lain dan berkomunikasi melalui layanan didefinisikan dengan baik. Menyembunyikan internals berarti lebih banyak kebebasan untuk berubah nanti. Hal ini tidak hanya mengurangi jumlah bug, itu juga membuat kumpulan sederhana untuk berkembang karena bundel ukuran benar menerapkan sepotong fungsionalitas melalui interface didefinisikan dengan baik. Ada sebuah blog menarik yang menjelaskan teknologi OSGi apa yang mereka lakukan bagi proses pembangunan

* Reuse – Para model komponen OSGi membuatnya sangat mudah untuk menggunakan banyak komponen pihak ketiga dalam suatu aplikasi. Peningkatan jumlah proyek-proyek sumber terbuka memberikan JAR’s mereka siap dibuat untuk OSGi. Namun, perpustakaan komersial juga menjadi tersedia sebagai bundel siap pakai.

* Real World – OSGi kerangka kerja yang dinamis. Ini dapat memperbarui bundel on the fly dan pelayanan yang datang dan pergi. Ini dapat menghemat dalam penulisan kode dan juga menyediakan visibilitas global, debugging tools, dan fungsionalitas lebihy daripada yang telah dilaksanakan selama satu solusi khusus.

* Easy Deployment – teknologi OSGi bukan hanya sebuah standard untuk komponen, tapi juga menentukan bagaimana komponen diinstal dan dikelola. API telah digunakan oleh banyak berkas untuk menyediakan sebuah agen manajemen. Agen manajemen ini bisa sesederhana sebagai perintah shell, TR-69 sebuah protokol manajemen pengemudi, OMA DM protokol sopir, komputasi awan antarmuka untuk Amazon EC2, atau IBM Tivoli sistem manajemen. Manajemen standar API membuatnya sangat mudah untuk mengintegrasikan teknologi OSGi dalam sistem yang ada dan masa depan.

* Dynamic Updates – Model komponen OSGi adalah model dinamis. Kumpulan dapat diinstal, mulai, berhenti, diperbarui, dan dihapus tanpa menurunkan keseluruhan sistem. Banyak pengembang Java tidak percaya ini dapat dilakukan pada awalnya oleh karena itu tidak digunakan dalam produksi. Namun, setelah menggunakan ini dalam pembangunan selama beberapa waktu, sebagian besar mulai menyadari bahwa itu benar-benar bekerja dan secara signifikan mengurangi waktu penyebaran.

* Simple – The OSGi API sangat sederhana. API inti hanya terdiri dari satu paket dan kurang dari 30 kelas / interface. API inti ini cukup untuk menulis kumpulan, menginstalnya, start, stop, update, dan menghapus mereka dan mencakup semua pendengar dan keamanan kelas.

* Kecil (Small) – The OSGi Release 4 Framework dapat diimplementasikan kedalam JAR 300KB. Ini adalah overhead kecil untuk jumlah fungsi yang ditambahkan ke salah satu aplikasi dengan memasukkan OSGi. Oleh karena itu OSGi berjalan pada berbagai macam perangkat: dari sangat kecil, kecil, dan untuk mainframe. Hanya meminta Java VM minimal untuk menjalankan dan menambahkan sangat sedikit di atasnya.

* Cepat (Fast) – Salah satu tanggung jawab utama dari Framework OSGi memuat kelas-kelas dari bundel. Di Java tradisional, JARs benar-benar terlihat dan ditempatkan pada daftar linear. Pencarian sebuah kelas memerlukan pencarian melalui daftar ini. Sebaliknya, pra-kabel OSGi bundel dan tahu persis untuk setiap bundel bundel yang menyediakan kelas. Kurangnya pencarian yang signifikan faktor mempercepat saat startup.

Teknologi OSGi meliputi :

* The Problem (Permasalahan)
* The Solution (Pemecahan Masalah)
* The Framework (Kerangka Kerja)
* Standard Services (Pelayanan Standard)
* Framework Services (Pelayanan Kerangka Kerja)
* System Services (Pelayanan Sistem)
* Protocol Services (Pelayanan Protokol)
* Miscellaneous Services (Bermacam-macam pelayanan)
* Conclusion (Kesimpulan)

Komponen inti dari Spesifikasi OSGi adalah Framework OSGi. Framework menyediakan lingkungan standar untuk aplikasi (disebut bundel).

Layer-layer OSGI :

* Bundel

Kumpulan jar normal komponen dengan nyata tambahan header. Sebuah bundel adalah sekelompok kelas Java dan sumber daya tambahan yang dilengkapi dengan rincian file pada MANIFEST.MF nyata semua isinya, serta layanan tambahan yang diperlukan untuk memberikan kelompok termasuk kelas Java perilaku yang lebih canggih, dengan tingkat deeming seluruh agregat sebuah komponen.

* Layanan

Layanan yang menghubungkan lapisan bundel dalam cara yang dinamis dengan menawarkan, menerbitkan dan menemukan model dapat mengikat Java lama untuk menikmati objek (POJO). Siklus hidup menambahkan lapisan bundel dinamis yang dapat diinstal, mulai, berhenti, diperbarui dan dihapus. Buntalan bergantung pada lapisan modul untuk kelas loading tetapi menambahkan API untuk mengatur modul – modul dalam run time. Memperkenalkan lapisan siklus hidup dinamika yang biasanya bukan bagian dari aplikasi. Mekanisme ketergantungan luas digunakan untuk menjamin operasi yang benar dari lingkungan.

* Layanan Registrasi (Services-Registry)
* Siklus Hidup (Life Cycle)

* Modul

Lapisan yang mendefinisikan enkapsulasi dan deklarasi dependensi (bagaimana sebuah bungkusan dapat mengimpor dan mengekspor kode).

* Keamanan

Layer yang menangani aspek keamanan dengan membatasi fungsionalitas bundel untuk pra didefinisikan kemampuan.

* Pelaksanaan Lingkungan

Mendefinisikan metode dan kelas apa yang tersedia dalam platform tertentu. Tidak ada daftar tetap eksekusi lingkungan, karena dapat berubah sebagai Java Community Process menciptakan versi baru dan edisi Java.

Selengkapnya...

Senin, 30 November 2009

Middleware Telematika

| | 0 komentar

Pengertian Middleware telematika didefinisikan sebagai sebuah aplikasi yang secara logic berada diantara lapisan aplikasi (application layer) dan lapisan data dari sebuah arsitektur layer - layer TCP/IP . Dan besar kemungkinannya bahwa OLEDB akan menjadi database middleware yang paling populer pada saat teknologinya matang, karena keterbukaannya, arsitekturnya yang object-oriented, dan kemampuannya mengakses hampir semua tipe penyimpanan. Middleware merupakan komponen perangkat lunak yang memberikan peranan penting dalam pengembangan aplikasi client/server dengan tidak memandang platform.

Beberapa arsitektur dan tipe middleware dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan untuk itu diperlukan kerangka arsitektur dan platform yang kompatibel bagi semua departemen dan lembaga pemerintah, serta penerapan standardisasi bagi berbagai hal yang terkait dengan penggunaan teknologi telematika secara luas. Agar pemerintah dapat meningkatkan hubungan kerja antar instansi pemerintah serta dapat menyediakan pelayanan bagi masyarakat dan dunia usaha secara efektif dan transparan, diperlukan kerangka arsitektur dan platform yang kompatibel untuk memperlihatkan arsitektur yang kuat, karena merupakan jaringan kerja dan tidak terdapat pusat kontrolnya.

Client-Server adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client (biasanya aplikasi yang menggunakan GUI ) dengan server. Masing-masing client dapat meminta data atau informasi dari server.

Sistem client server didefinisikan sebagai solusi-solusi baru ini memberikan penghantaran aplikasi tingkat lanjut, koneksi data center, dan kemampuan campus network kelas enterprise termasuk arsitektur yang dibutuhkan untuk membangun jaringan generasi berikutnya.

Sumber...
Selengkapnya...

Selasa, 24 November 2009

Layanan Telematika

| | 0 komentar

Posting lagi nie..
kali ini menyoroti tentang Layanan dalam telematika
cekidot..


Telematika transportasi adalah cabang teknologi yang mengintegrasikan telekomunikasi dan software engineering di bidang sistem transportasi. Saat ini bidang ini telah memainkan peran penting dalam manajemen efektif jaringan infrastruktur transportasi dan menyediakan kolaborasi optimum antara berbagai jenis tipe transportasi, atau yang dikenal dengan transportasi multimodal (multimodal transport).
Sistem transportasi cerdas, mendukung dan menyediakan berbagai jenis layanan transportasi ke institusi dan pribadi. Karena, kategori user di dalam layanan telematika transportasi adalah tidak homogen, maka berbagai jenis layanan harus disiapkan penyelenggara jasa. User2 tersebut adalah sbb:
• Sistem Telematika Trafik
• Sistem Telematica Vehicle pada strategi kendali (Hybrid electric vehicle) cerdas
• Space Vector Modulation = Modulasi Vector Ruang (RVM)
• Matrix converter
Dan sebagai contoh yang menerapkan layanan telematika di bidang transportasi di Indonesia ialah TOYOTA.
Semakin tingginya mobilitas masyarakat, terutama di wilayah perkotaan, membutuhkan layanan penunjang yang mampu membantu masyarakat untuk sampai ke tujuannya dalam waktu singkat. Toyota melihat peluang ini dengan mengembangkan layanan telematika.
Telematika (telekomunikasi dan teknologi satelit) akan menjadi bagian dari gaya hidup berkendara di abad 21 yang harus difasilitasi.
“Kami terus melakukan inovasi dan pengembangan teknologi Telematika menyesuaikan kebutuhan konsumen. Prinsipnya teknologi ini harus memudahkan konsumen,” kata Joko Trisanyoto, Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM) sewaktu berbincang-bincang di acara bertajuk Toyota 21th Century Mobility Lifestyle di booth Toyota Indonesia International Motor Show (IIMS), Sabtu lalu.
Saat ini, Toyota telah mencetuskan dua macam sistem teknologi telematika secara bergerak yang dapat diakses melalui telepon seluler, yaitu M-Toyota dan Toyota Navigation.
Hingga Juni 2008, M-Toyota telah diakses hingga 180.000 pengunjung setiap bulan. Layanan ini berisi informasi produk, layanan purna jual, hingga hal-hal yang bersifat emergency.
Selain itu, Toyota juga memiliki layanan navigasi yang menggandeng perusahaan pemetaan Tele Atlas. Informasi dan peta lengkap dengan 13.000 lokasi-lokasi penting, mulai hotel, rumah sakit, hingga dealer Toyota sudah terekam. Saat ini peta tersebut sudah meng-cover wilayah Pulau Jawa dan Bali. Pada September 2008, layanan peta akan menjangkau mencapai Sumatra.
Toyota juga mengembangkan perangkat keras dan Graphics User Interface (GUI) yang didesain secara khusus. Dengan layanan Toyota Genuine Accesories (TGA). Toyota juga mempermudah pengguna Toyota Navigation dengan memberikan update perangkat lunak tanpa dikenai biaya.
Toyota melengkapi layanan telematikanya dengan layanan Mobile Reward Exchange (MORE) yang dirancang dalam mobile platform untuk pengguna telepon seluler. Bagi konsumen yang mengikuti MORE akan mendapat informasi seputar M-Toyota dan info program.

LAYANAN TELEMATIKA DI BIDANG KOMUNIKASI

Yang termasuk dalam telematika ini adalah layanan dial up ke Internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. Internet sendiri merupakan salah satu contoh telematika. Di Indonesia, pengaturan dan pelaksanaan mengenai berbagai bidang usaha yang bergerak di sektor telematika diatur oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika. Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen APTEL) adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi Departemen di bidang Aplikasi Telematika yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Fungsi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika (disingkat DitJen APTEL) meliputi:

• Penyiapan perumusan kebijakan di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika
• Pelaksanaan kebijakan di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika
• Perumusan dan pelaksanaan kebijakan kelembagaan internasional di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika

• Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang e-government, e-business, perangkat lunak dan konten, pemberdayaan telematika serta standardisasi dan audit aplikasi telematika

• Pembangunan, pengelolaan dan pengembangan infrastruktur dan manajemen aplikasi sistem informasi pemerintahan pusat dan daerah;
• Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
• Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika.
Dan ini adalah referensi tentang layanan telematika di bidang komunikasi :
- Wireless Internet service
Wireless atau dalam bahasa Indonesia disebut nirkabel, adalah teknologi yang menghubungkan dua piranti untuk bertukar data tanpa media kabel . Data dipertukarkan melalui media gelombang cahaya tertentu (seperti teknologi infra merah pada remote TV) atau gelombang radio (seperti Bluetooth pada computer dan ponsel ) dengan frekuensi tertentu.
Kelebihan teknologi ini adalah mengeleminasi penggunaan kabel, yang bisa cukup mengganggu secara estetika, dan juga kerumitan intalasi untuk menghubungkan lebih dari 2 piranti bersamaan. Misalnya: untuk menghubungkan sebuah 1 komputer server dengan 100 komputer client, dibutuhkan minimal 100 buah kabel, dengan panjang bervariasi sesuai jarak komputer klien dari server. Jika kabel-kabel ini tidak melalui jalur khusus yang ditutupi (seperti cable tray atau conduit), hal ini dapat mengganggu pemandangan mata atau interior suatu bangunan. Pemandangan tidak sedap ini tidak ditemui pada hubungan antar piranti berteknologi nirkabel.


Sumber : Klik disini...


Selengkapnya...
 
 

Copyright 2009: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©

 
Ir Arriba